MAKALAH
ILMU DAN AGAMA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Individu Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen : Lastri Hasanah S. Ag
Disusun oleh :
Harun Sugiyanto
Nim : 123050299
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUFYAN
TsAURI
Jl. KH. Sufyan Tsauri Po.Box.18 Telp. (0280) 623562
Cibeunying-Majenang 53257 Cilacap
Tahun Akademik 2012/2013
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT; yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang insya
Alloh penulis beri judul “ILMU DAN AGAMA“ untuk memenuhi tugas individu mata
kuliah filsafat ilmu.
Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak sekali
kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca yang budiman. Semoga makalah yang penulis buat ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan semuanya.
Terima
kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah ikut serta berperan dalam
membantu proses pembuatan makalah ini dari awal sampai alhir.
Majenang,
19 Juli 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR
ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu dari Segi Filsafat .................................. 2
2.2 Pengertian Ilmu dari Segi Agama ................................... 4
2.3 Hubungan Ilmu dan Agama ............................................ 5
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................ 8
DAFTAR
PUSTAKA ....................................................................................... 9
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Ilmu dan agama adalah
dua hal yang menduduki posisi penting filsafat ilmu. Keduanya merupakan objek
yang menarik untuk diperbincangkan. Posisi kedua cabang disiplin ilmu tersebut
saling memberikan nilai positif dalam menjawab persoalan-persoalan kehidupan
dan kemanusiaan. Hal itu disebabkan oleh fitrah manusia sebagai mahluk berfikir
yang selalu menghendaki rasionalitas. Manusia juga mengalami dan menyaksikan
problema-problema yang terkait dengan dimensi-dimensi misteri dalam kehidupan
yang tidak dapat dipecahkan kecuali dengan merujuk pada agama, sehingga
eksistensi agama yang selain sebagai sistem kepercayaan yang mengharuskan
adanya kebenaran, juga sebagai tindakan praktis terhadap aplikasi kepercayaan
(iman) yang telah diakui kebenaraanya melalui metodologi yang telah disepakati
kebenarannya.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun
permasalahan yang akan kami angkat dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
a. Pengertian
Ilmu dari Segi Filsafat
b. Pengertian
Ilmu dari Segi Agama
c. Hubungan
Ilmu dan Agama
1.3
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas individu mata kuliah
Filsafat Ilmu dan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan ilmu dan agama.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Ilmu dari Segi Filsafat
Ilmu adalah seluruh usaha
sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya
1. Pengertian
Ilmu Menurut Minto Rahayu
Ilmu adalah pengetahuan yang
telah disusun secara sistematis dan berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah
pengalaman yang bersifat pribadi/kelompok dan belum disusun secara sistematis
karena belum dicoba dan diuji.
2. Pengertian
Ilmu Menurut Popper
ilmu adalah tetap dalam
keseluruhan dan hanya mungkin direorganisasi.
3. Pengertian
Ilmu Menurut Dr. H. M. Gade
Ilmu adalah falsafah. yaitu
hasil pemikiran tentang batas-batas kemungkinan pengetahuan manusia.
4. Pengertian
Ilmu Menurut M. Izuddin Taufiq
Ilmu adalah penelusuran data
atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan
menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya.
5. Pengertian
Ilmu Menurut Thomas Kuhn
Ilmu adalah himpunan
aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, bail dalam bentuk penolakan maupun
pengembangannya.
Ilmu adalah kunci untuk
mengungkapkan segala hal, baik dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.
7. Pengertian
Ilmu Menurut Ns. Asmadi
Ilmu merupakan sekumpulan
pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang
sistematis dan terkendali (metode ilmiah)
8. Pengertian
Ilmu Menurut Poespoprodjo
Ilmu adalah proses perbaikan diri secara
bersinambungan yang meliputi perkembangan teori dan uji empiris
9. Pengertian
Ilmu Menurut Francis Bacon
Ilmu adalah satu-satunya
pengetahuan yang valid dan hanya fakta-fakta yang dapat menjadi objek
pengetahuan.
10. Pengertian
Ilmu Menurut Charles Singer
Ilmu adalah suatu proses
yang membuat pengetahuan (science is the process which makes knowledge)
Dari semua Pendapat tentang
Pengertian Ilmu di atas kita dapat menyimpulkan bahwa Ilmu bukan sekadar
pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan
teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut
filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
2.2
Pengertian
Ilmu dari Segi Agama
Kata “ilmu” secara
etimologis dalam berasal dari bahasa Arab (علم) mengandung arti mengetahui, mengenal
memberi tanda dan petunjuk yang berantonim dari makna naqid al-jahl (tidak
tahu) Karena itu, dipahami bahwa ilmu adalah sebagai suatu pengetahuan secara
praktis yang dipakai untuk menunjuk pada pengetahuan sistematis tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan subyek tertentu. Untuk lebih jelasnya,
perlu pula dikemukakan beberapa pendapat tentang pengertian ilmu secara terminologi.2
1. John
Ziman menyatakan bahwa ilmu adalah kajian tentang dunia material yang memiliki
obyek tertentu.Pengertian ini mengindikasikan bahwa ilmu memiliki batasan
tertentu yang harus dikelola sehingga bermuara pada suatu pengetahuan tentang
sesuatu.
2. Al-Qadhi ‘Abd. al-Jabbar bahwa العلم يقتضى سكون العالم
الى ماتناوله (ilmu adalah
suatu makna yang dapat menentramkan hati bagi seorang alim terhadap apa yang
telah dicapainya). Pengertian ini mengindikasikan adanya ketentraman dan
ketenangan jiwa apabila berhasil dalam pencariannya. Walaupun demikian,
pengertian ini (menurut penulis) hanya berlaku kepada mereka yang bergelut
dalam ilmu-ilmu yang bermanfaat.
3. Imam
al-Gazali bahwa العلم هو حصول المثال فى القلب (ilmu itu adalah tejadinya gambaran
di dalam hati). Pengertian ini mengindikasikan bahwa gambaran esensi sesuatu
itu ada di dalam hati, bukan berarti yang dimaksud di sini hanya semata-semata
hati saja. Al-Gazali menganggap bahwa hati adalah bagian dari بصيرة yang di
dalamnya tercakup akal. Berdasarkan hal ini maka ia mengembalikan pengertian
ilmu ke dalam dua komponen yaitu البصيرة البطنية yaitu akal dan hati, hakikat atau
esensi sesuatu sebagai obyek pokok dan cara terjadinya gambaran sesuatu itu.
4. Nurcholish
Madjid salah seorang pemikir Muslim di Indonesia juga bahwa ilmu pengetahuan
itu netral baik yang alamiah maupun yang sosial. Artinya tidak mengandung
nilai (bebas nilai) kebaikan atau kejahatan pada dirinya sendiri. Nilainya
diberikan oleh manusia yang memiliki dan menguasainya.
5. Untuk
non muslim, misalnya Kristen, ilmu pengetahuan (sains) hanyalah serangkaian langkah untuk
mengkategorikan, menemukan, dan memanfaatkan pengetahuan atas alam oleh Yang
Maha Kuasa, Sang Pencipta, Sang Maha tahu. Sains bukanlah jawaban akhir atas
segala sesuatu, tetapi hanya salah satu cara bagi manusia untuk memuliakan
Tuhan. Hal ini karena Tuhan adalah pencipta semua yang ada. Dia menyembunyikan
banyak pengetahuan dari kemuliaan-Nya yang tidak terbatas di alam di mana kita
berada. 3
2.3
Hubungan
Ilmu dan Agama
Dari beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa ilmu dan agama sangatlah erat sekali. Dari sisi ilmu, jelas
bahwa ilmu membutuhkan agama sebagai landasan untuk mengetahui tentang
kebenaran yang sifatnya non-fisik (rohaniyah) agar tidak tersesatdari jalan
kebenaran, karena sifatnya tidak bisa dinalar dengan akal semata tapi
membutuhkan suatu unsur yang disebut “iman” yang kebenarannya bersifat mutlak dan
disisi lain, agama juga tidak pernah bisa terlepas dari ilmu yang secara rasional
dalam menentukan suatu kebenaran yang merupakan bagian dari kebenarannya itu.
Betapa pentingnya ilmu bagi
agama terutama agama islam, Imam besar kaum muslimin, Imam Al-Bukhari berkata,
“Al-’Ilmu Qoblal Qouli
Wal ‘Amali”, Ilmu Sebelum Berkata dan Beramal. Perkataan ini
merupakan kesimpulan yang beliau ambil dari firman Allah ta’ala “Maka ilmuilah (ketahuilah)!
Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah
ampunan bagi dosamu” (QS. Muhammad: 19). Dari ayat yang mulia ini,
Allah ta’ala
memulai dengan ilmu sebelum seseorang mengucapkan syahadat, padahal syahadat
adalah perkara pertama yang dilakukan seorang muslim ketika ia ingin menjadi
seorang muslim, akan tetapi Allah mendahului syahadat tersebut dengan ilmu,
hendaknya kita berilmu dahulu sebelum mengucapkan syahadat…, kalau pada kalimat
syahadat saja Allah berfirman seperti ini maka bagaimana dengan amalan lainnya,
tentunya lebih pantas lagi kita berilmu baru kemudian mengamalkannya. Ucapan
ini beliau katakan ketika memberi judul suatu Bab di dalam kitab beliau “Shahihul Bukhari” dalam
kitab Al-Ilmu.4
Mengenai kesamaannya, ilmu dan agama
merupakan dua aspek yang sangat penting dalam menentukan kebenaran tentang
suatu hal. Ilmu dengan aspek rasio-nya, sedang agama dengan aspek rohani-nya
yang bersifat mutlak dari Tuhan. Kedua aspek ini saling terkait dan saling
membutuhkan satu sama lain. Bahkan seorang albert Einstein berpendapat bahwa “
sains (ilmu) tanpa agama adalah lumpuh dan agama tanpa sains (ilmu) adalah
buta”.5
Demikianlah, betapa eratnya
hubungan antara ilmu dan agama, ilmu membutuhkan agama sebagai penuntunnya agar
tidak tersesat dari kebenaran yang hakiki, dan agama juga membutuhkan ilmu
sebagai jalan menuju kesempurnaan, sebagai penyempurnaan atas kebenarannya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu adalah seluruh usaha
sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai
segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya
Mengenai kesamaannya, ilmu
dan agama merupakan dua aspek yang sangat penting dalam menentukan kebenaran
tentang suatu hal. Ilmu dengan aspek rasio-nya, sedang agama dengan aspek
rohani-nya yang bersifat mutlak dari Tuhan. Kedua aspek ini saling terkait dan
saling membutuhkan satu sama lain. Bahkan seorang albert Einstein berpendapat
bahwa “ sains (ilmu) tanpa agama adalah lumpuh dan agama tanpa sains (ilmu)
adalah buta”.
DAFTAR PUSTAKA
http://herifadraneldi10.blogspot.com/2012/11/aksiologi-etis-ilmu-pengetahuan.html
http://gusri.heck.in/hubungan-agama-islam-dengan-filsafat-ilm.xhtml
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Abrahamik
http://carm.org/kekristenan-dan-ilmu-pengetahuan
http://be4rt.com/seni/filosofi-albert-einstein/
http://ranowibowo.abatasa.co.id/post/detail/13192/pentingnya-ilmu-sebelum-berkata-dan-beramal